Wednesday 26 November 2014

Enjoy Singapore for 42 Hours

Ikon USS yang terkenal itu

Tulisan ini bukan panduan atau guidance, bukan juga tips dan trik, namun sekedar catatan perjalanan yang diabadikan melalui media digital. Boleh untuk dijadikan contoh itinerary perjalanan pembaca, atau sekadar bacaan untuk refreshing saja. Perjalanan ke Singapura merupakan perjalanan pertama saya ke luar Indonesia, sehingga short escape ini sangat minim persiapan dan semua dilakukan serba mendadak. 

Hari 1

Berangkat dari Bandara Adisucipto International Airport, Yogyakarta dengan maskapai penerbangan Tiger Air (yang sekarang sudah gulung tikar). Jadwal penerbangan saya pukul 18.00 dan dijadwalkan tiba di Changi Airport pukul 21.00. FYI, perbedaan Waktu Indonesia Bagian barat dengan Singapura selisih 1 jam ya, lebih cepat Singapura. Sampai di Changi Airport, kami sempatkan mengisi air minum beberapa botol karena seperti yang kita tahu, air minum di Singapura mahalnya tiga kali lipat dari Indonesia!


Ini lho keran air minum gratis

Setelah dilakukan pemeriksaan di bagian imigrasi, kami menuju Stasiun MRT dan membeli kartu EzLink yang akan kami gunakan sepanjang perjalanan di Singapura. Kartu ini memiliki masa berlaku lima tahun dan hanya dapat digunakan untuk tiket MRT saja. Pemberhentian kami adalah Stasiun Al-Junied, karena hotel yang kami tuju ada di sekitar stasiun tersebut. Rasanya naik MRT itu tidak berbeda jauh dengan kereta Prambanan Express, penuh sesak dengan penumpang. Di atas pintu pada setiap gerbong MRT terdapat peta MRT seluruh jalur serta notifikasi stasiun pemberhentian, sehingga memudahkan penumpang yang belum terlalu mengenal wilayah Singapura.


Suasana di dalam MRT

Kami menginap di Fragrance Hotel Ruby, di sekitar lorong Geylang. Iya, Geylang. Tanpa saya ketahui sebelumnya bahwa daerah Geylang merupakan daerah prostitusi yang cukup terkenal, yah setara dengan Pasar Kembang di Jogja atau Dolly di Surabaya ya. Tapi tenang saja, meskipun daerah prostitusi, tapi mereka tetap pilih-pilih untuk menggoda calon pelanggan, sehingga daerah tersebut tetap kondusif untuk menginap.






Suasana di sekitar Geylang malam dan pagi hari

Keuntungannya, tempat makan di daerah Geylang buka hingga malam hari daaaan murah! Hehehe. Malam itu saya dan Kakak saya memilih nasi dan oseng cumi seharga SGD5 untuk makan malam. Selain lezat, porsi makannya pun melimpah.

Nasi oseng cumi di lorong Geylang.


Hari 2


Perjalanan dimulai pukul 08.00, dan lagi-lagi dengan MRT menuju Vivo City untuk menuju Sentosa Island. Tujuannya apalagi jika bukan Universal Studio Singapore (USS) yang tersohor dengan ikon bola dunianya itu! Sebelum menuju Sentosa Island, kami menyempatkan sarapan di Vivo City Mall. Menu sarapannya adalah nasi padang! Hahaha. Meskipun porsinya lumayan, tapi nasi padang di Singapura tidak seenak di Indonesia, dengan kisaran harga sekitar SGD5-10.



Nasi lemak telor + ayam dan ikan asin di Vivo City Mall

1. Universal Studio Singapore


Sesampai di USS kami membeli tiket masuk seharga SGD64 sudah termasuk kupon makan SGD10 dan kupon belanja sebesar SGD10. Lumayan. Sayangnya belum sampai dua jam di sana, hujan turun. Dari yang awalnya gerimis hingga menjadi lebat. Mau tak mau kami membeli mantel transparan spesial versi USS seharga SGD10! Tak banyak wahana yang dicoba karena panjangnya antrean dan ribetnya bawaan karena hujan turun. Wahana galactica itu juga tidak buka karena cuaca yang tidak mendukung. Ah, toh meskipun buka saya tidak ingin menaikinya juga. Hahaha.




Penari di dalam arena USS

Di belakang itu adalah wahana galactica yang terdiri dari jalur merah dan biru 


Pizza oven sebagai menu makan siang di USS

 Menu sate di salah satu foodcourt di USS


2. Chinatown


Setelah lelah mengelilingi USS, kami bertolak menuju Chinatown untuk berbelanja souvenir dengan harga murah abis. Berbagai souvenir seperti gantungan kunci, kaos, tas, hiasan dinding, dijual sangat murah. Saya tidak melakukan tawar menawar karena hampir semua barang sudah diberi label harga. Dan memang setelah saya bandingkan dengan tempat lain, di sini sentra penjualan termurah yang saya temui selama perjalanan. Tapi di lokasi ini hanya sedikit coklat yang bisa kami temui, sehingga saya hanya membeli pernak-pernik saja.


Suasana di ujung gerbang Chinatown

3. Bugis Street
Lagi-lagi, menambah berat tas belanjaan di tempat ini. Tempat ini penuh sesak, apalagi saya berkunjung di akhir pekan. Saran saya, ketika akan ke pusat perbelanjaan bawalah tas besar pribadi, sehingga barang bawaan tidak tercecer ber-kresek-kresek besar seperti saya kemarin. Untuk membeli cokelat dan permen-permen saya sarankan di Bugis Street ini saja karena harganya terpaut sangat jauh dengan harga cokelat di Changi Airport, dengan cokelat yang ber-merk sama. Harga barang lainnya memang murah, tapi masih lebih murah Chinatown menurut pengamatan saya. Contohnya, di Chinatown tas lipat semacam longchamp bag dibanderol SGD10 for 4 items, sedangkan di Bugis Street rata-rata menawarkan SGD10 for 3 items. Di beberapa tempat di Bugis Street saya sempat menawar harga barang, khususnya di tempat yang tidak memasang harga atau toko yang agak sepi pengunjung. 


Penuhnya pengunjung Bugis Street di hari Minggu



Selepas lelah dari Bugis Street, kami pun pulang dan mampir KFC untuk membeli makan malam take away karena riuhnya suasana mall di (saya lupa waktu itu di mall mana). Ketika yang lain sedang mengantre, saya berkeliling mall dan melihat-lihat makanan unik yang bisa saya beli. Akhirnya saya membeli apple pie dan beberapa roti yang kelihatannya enak. Sesudah mandi dan berganti pakaian, saya dan kakak saya  memutuskan untuk kembali keluar untuk membeli prata (1 SGD) dan sop kaki kambing (4 SGD) di warung khas India. Harga itu sudah termasuk murah dan amat sangat kenyang dan amat sangat enak sekali dengan porsi yang amat sangat banyaaaak! Kalau ada kesempatan kesana lagi pasti saya akan kembali mencoba sop kaki kambing itu.


 Nasi dan sop kambing khas India di lorong Geylang

(Sisa) prata asli bikinan orang India

Hari 3
Hari ketiga dimulai dengan menuju Merlion Park dan sekitarnya, seperti Esplanade, dan lain sebagainya. Entahlah, teman-teman yang lain merasa untuk tidak perlu sarapan terlebih dahulu. Syukurlah roti semalam masih sisa dua atau tiga biji. Alhasil saya dan kakak saya tidak perlu berlapar-lapar sampai siang karena memang kami baru makan di sore hari saat berada di bandara!

1. Merlion Park
Saran saya, jangan jadikan tempat ini sebagai destinasi terakhir perjalanan karena repotnya membawa koper untuk turun menuju spot favorit mengambil gambar patung singa yang tersohor itu. Bukan main, selain panas yang menyengat, padatnya pengunjung di hari Minggu membuat saya harus gesit mengambil tempat foto jika tidak ingin keduluan dengan pengunjung yang lain. Oiya, jangan kaget jika di tempat ini yang kalian temui adalah orang-orang berbahasa jawa, ngapak, bugis, banjar, medan, dsb. Hahaha. Karena bagaimanapun juga, pengunjung terbanyak hari itu yang saya temui adalah sama-sama orang Indonesia!


Selain patung singa, dengan berjalan beberapa meter dari tempat itu maka bisa ditemui gedung durian sebagai spot foto yang lain. Gedung durian itu sebenarnya merupakan hall yang digunakan untuk konser, yang dikenal dengan Esplanade. Tapi sayangnya, bentuk bangunan yang sebenarnya bermaksud berbentuk mikrofon itu justru nampak seperti durian. Hahaha.




Suasana di sekitar Merlion Park dan Esplanade

2. Orchard Road
Untuk memastikan kenyamanan, saran saya yang lain adalah: gunakan sepatu kets dan bukan flat shoes untuk menjelajahi negeri orang. Karena bagaimanapun juga, berjalan kaki adalah transportasi utama yang akan kita gunakan. Seperti yang kita ketahui, hari Minggu di Orchard Road merupakan waktu favorit para TKI kongkow di sepanjang jalan. Hmmmm. Jadi silakan dandan yang necis ya, supaya tidak kalah dengan mereka yang berdandan total untuk sekedar menghabiskan waktu dan mengobrol berombongan di sepanjang jalan. Tidak banyak yang saya beli di sekitar sana karena kaki saya sudah terlalu pegal dan panas. Yah untuk sah-sahnya saja saya membeli es potong khas Singapura pada seorang uncle seharga 1SGD. Rasanyaaaaaaaa, biasa saja! Hahaha.


Yang di belakang itu Lucky Plaza!


Oiya, jika ingin menikmati kuliner dan berbelanja dengan harga murah, silakan mengunjungi Lucky Plaza. Mall tua itu menjadi alternatif perbelanjaan di antara mall-mall besar di sampingnya yang melihat labelnya dari luar saja sudah bikin keder. Hehehe.

Salah satu sudut yang tertangkap di Orchard Road

Jam sudah menunjukkan pukul 13.30, sehingga kami langsung menuju Changi Airport dan memilih makan siang di Mc Donalds saja supaya cepat. Pesawat kami meninggalkan Singapura pukul 15.40. Demikian perjalanan selama 42 jam saya ke Singapura, jujur saya sangat ingin kembali kesana lagi suatu hari nanti untuk mengeksplor lebih banyak tempat lagi yang terlewati!





No comments:

Post a Comment

Blogger Babes are Sophisticated Bloggers Seeking Simple Solutions and Support indonesian hijabblogger